Wednesday, August 09, 2006

begitu sulitnya memperbaiki diri...

kini diriku sedang menangis. tangisan tanpa air mata di sela-sela mataku. hanya jiwaku, hatiku. yang kini sedang bersimbah air mata. setiap sisi jiwaku kini telah basah. hatiku kini bergetar dengan sangat kuat. disini, ditempat ini, diwaktu ini, aku meratapi diriku sendiri. aku terus meratapi diriku yang begitu lemah. diriku ini teramat lemah dalam menjaga amanah Allah padaku. Dia menyuruhku untuk dapat menjadi pemimpin atas diriku sendiri. Dia menyuruhku mampu mengendalikan semua yg ada padaku. namun, aku disini duduk tertunduk dikalahkan oleh diriku sendiri. aku tak mampu menjaga kendali diriku. saat ia terlepas, segalanya menghitam. merabunkan pandanganku dari sinar yang benar. kini aku seolah-olah tidak berada dalam diriku sendiri. ya! aku telah kalah. bendera perjuangan ini telah jatuh, direbut dan dibakar oleh pasukan bathil.

telah terhitung ratusan kali kuambil kembali bendera yang telah usang itu. kubangun kembali diriku dalam kekuatan. kuangkat kembali diriku yang sedang menangis dalam kelemahan. kuhapus kembali setiap peluh keputusasaan yang mulai mengalir dalam diriku. aku telah mencoba untuk kembali duduk diatas kuda perangku. kucoba mengayuh kembali pedang rapuhku untuk mengusir sang perebut diri.

ratusan kali kulakukan semua hal tersebut, namun ratusan kali pula aku gagal. bendera itu kembali direbut dan diinjak-injak. aku kembali dalam tangis. peluh keputusaan kembali mengalir dari setiap noktah kulitku. aku kembali jatuh dari kuda perangku. semua yang kulakukan untuk memperbaiki diriku selalu berujung pada kegagalan. entah api angkara mereka terlalu kuat untukku atau apakah air jiwaku terlalu lemah untuk memadamkan api itu. hingga kini aku belum jua mendapat jawabannya.

dalam jiwa yang penuh dengan kotoran ini, kusampaikan permintaan ini pada-Mu:
ya Allah, aku tahu Kau telah melihat tulisan ini. aku tahu Kau telah membaca tulisan ini jauh sebelum aku sendiri menulisnya. karena memang Engkaulah yang menggerakkan tanganku untuk menuliskan tulisan ini. Engkau telah atur jalan hidupku untuk mengadu pada-Mu melalui tempat ini. maka dengan segala kekuasaan yang Kau genggam, aku memohon meronta-ronta pada-Mu. bantulah hamba-Mu ini ya rabb. bantulah hamba untuk membangun benteng yang kuat untuk menahan derasnya arus kebathilan yang dihembuskan oleh iblis yang Kau laknat. jagalah jiwaku yang terlalu lemah agar tak terjatuh dari perjuangan suci. kuatkanlah hati hamba dalam jihad terbesar dalam menahan hawa nafsu hamba sendiri. jangan kau biarkan diriku tenggelam dalam kegelapan pekat yang menghalangi pandanganku dari nur-Mu. biarlah aku selamanya berada disisi-Mu. merasakan betapa indahnya cahaya keagungan-Mu. menghirup sejuknya kesucian-Mu.

1 comment:

Muhammad Ilman Akbar said...

Assalamu'alaikum..
Ane sering ngerasain hal yang sama kaya yang ente rasain mal (halah, sok tahu ane!)

Tapi rasanya nggak guna, kalo ane ikut2an keluh kesah di sini.. Nanti kita cuma jadi orang yang bisanya ngeluh doang kan?

Mendingan kita manfaatin aja saat-saat dimana pasukan haq kita sedang memegang bendera itu, untuk melaksanakan kebaikan sebanyak-banyaknya.

Soalnya ada yang bilang (lupa ayat ato hadits ya?), hapuslah keburukan dengan kebaikan..