Wednesday, May 16, 2007

kedengkian yang memusnahkan

bismillah

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang di karuniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (karena) bagi seorang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah yang maha mengetahui segala sesuatu." (An-Nisa: 32)

”Jauhilah olehmu sekalian sifat dengki, karena dengki itu memakan kebaikan seperti api melalap kayu bakar.” (HR. Abu Dawud, no. 4257)

manusia memang tidak akan pernah terlepas dari berbagai macam sifat buruk. salah satu sifat buruk yang seringkali hinggap dalam diri seorang manusia adalah sifat dengki. pada diri saya sendiri juga pernah muncul benih-benih kedengkian dimana kedengkian itu saya arahkan pada sahabat saya sendiri. mungkin dalam diri anda juga ada sifat-sifat ini, baik disadari atau tidak. mungkin juga kita pernah merasa di-'dengki'-kan oleh orang lain. ada banyak reaksi orang ketika dia tahu bahwa dia telah menimbulkan kedengkian dalam hati orang lain. ada yang merasa tersiksa dengan kedengkian orang lain terhadap dirinya. ada pula yang sama sekali tidak peduli pada sikap orang lain terhadap dirinya. namun sebenarnya bagaimanakah sikap terbaik ketika kita menjadi penyebab dari kedengkian orang lain. apa pula yang harus kita lakukan ketika benih-benih kedengkian mulai muncul dalam hati kita.

apa yang harus kita lakukan apabila seseorang mendengki pada kita? ada dua sikap ekstrem disini. sikap pertama adalah sikap tidak peduli sedikitpun terhadap kedengkian orang lain pada diri kita. sikap kedua adalah perasaan terlalu merasa bersalah karena kita telah menjadi penyebab kedengkian mereka. dua sikap ekstrem tersbut tentunya bukanlah suatu sikap yang baik. sikap seperti itu cuma akan melemahkan kita. jika kita terlalu acuh pada sikap orang lain terhadap kita. maka kita akan tenggelam menikmati diri kita sendiri. tanpa tahu bahwa ada satu aspek dalam diri kita yang harus diperbaiki. aspek yang menyebabkan seseorang menjadi dengki pada kita. sikap tersebut menunjukkan ketidakpekaan kita terhadap lingkungan kita. ketidakpekaan tersebut akan membawa kita tenggelam semakin dalam. kita tak akan pernah tahu titik kelemahan kita sehingga kita sama sekali tidak punya motivasi untuk menjadi lebih baik. sikap ekstrem yang kedua adalah terlalu merasa bersalah dengan kedengkian seseorang pada kita. sikap merasa bersalah seperti ini akan mengisi pikiran kita dengan pikiran-pikiran tidak berguna. pikiran-pikiran yang menghambat kita untuk mengembangkan potensi diri kita yang sebenarnya. kedua sikap ekstrem diatas akan melahap semua kebaikan-kebaikan yang kita miliki seperti api melalap kayu bakar.

lalu, bagaimanakah sikap yang seharusnya? seharusnya kita bisa bersikap secara lebih proporsional. kita harus tetap peka dengan kondisi sekeliling, kita harus mampu mengamati bagaimana sikap orang terhadap diri kita. jika ada salah seorang dilingkungan kita yang dengki pada kita, maka berusahalah untuk menyadari kedengkian orang tersebut pada kita. kita harus sadar dan tahu bahwa ada orang diluar sana yang dengki pada kita. kemudian gunakanlah hal ini untuk mengintrospeksi diri kita. mengapa ada orang yang dengki pada kita? Namun jangan sampai pikiran2 seperti ini memenuhi otak kita. kita harus tetap tidak boleh lupa untuk senantiasa mengembangkan potensi diri kita. jangan hanya karena berusaha menghilangkan kedengkian orang pada kita lantas kita berhenti berusaha untuk maju. jangan lupa pula untuk mendo'akan orang yang dengki pada kita agar kedengkiannya dapat hilang. sehingga orang tersebut bisa fokus untuk memperbaiki dirinya tanpa perlu mematikan potensi dirinya sendiri karena terus-menerus meratapi kondisi orang lain yang lebih baik daripada dirinya.

itu tadi adalah sikap proporsional yang seharusnya kita timbulkan dalam diri kita ketika ada orang lain yang dengki pada kita. lalu bagaimana jika kedengkian tersebut jutru hinggap dalam diri kita sendiri? jika kita masih merasa bahwa saat ini kita telah dengki pada seseorang, itu adalah suatu pertanda yang bagus. kita patut bersyukur bahwa kita masih diingatkan oleh Allah untuk segera menghilangkan kedengkian dalam diri kita yang sudah kita sadari keberadaannya. anggaplah kita sudah sadar dalam diri kita telah tertanam kedengkian pada seseorang. lalu bagaimana cara kita menyikapi kondisi diri kita sendiri? bagaimana cara kita agar mampu melenyapkan kedengkian tersebut sebelum kedengkian itu melenyapkan semua kebaikan kita?

insya Allah mengenai hal tersebut akan saya tuliskan pada tulisan berikutnya. semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.

No comments: