Saturday, May 12, 2007

berjuang ditengah keterbatasan (2)

OK, sekarang saya akan menunaikan janji saya pada tulisan sebelumnya. saya janji untuk menyelesaikan tulisan sebelumnya.

sebenarnya inti dari apa yang ingin saya sampaikan disini sudah ter-cover semua pada tulisan pertama. jadi mungkin pada jilid dua ini saya akan coba lebih banyak memberi contoh-contoh tentang bagaimana mengakali keterbatasan dan justru memanfaatkannya menjadi sebuah energi positif yang dapat mengembangkan potensi kita.

kalau pada contoh sebelumnya bercerita tentang bagaimana cara saya mengatasi keterbatasan yang saya miliki. maka pada kali ini saya akan kasih contoh yang sangat canggih, langsung dari manusia terhebat sepanjang masa, nabi Muhammad SAW. kalau kita sering membaca riwayat-riwayat (sirah) mengenai perjalanan hidup beliau, maka kita pasti akan menemukan banyak sekali keterbatasan yang dimiliki beliau. salah satu contohnya adalah ketidakmampuan beliau dalam membaca (buta huruf). Sejak beliau lahir beliau sudah hidup dengan berbagai macam keterbatasan. beliau lahir ketika ayahnya sudah tiada, tak lama berselang ibundanya pun dipanggil oleh Allah. ketiadaan orangtua ini saja sudah merupakan keterbatasan yang teramat sangat besar. selanjutnya beliau diasuh oleh pamannya. beliau tidak pernah mengenyam pendidikan formal yang baik. sehingga beliau tidak bisa membaca. tapi lihat apa yang terjadi, apakah muhammad si buta huruf itu menjadi lemah karena keterbatasannya? beliau justru menjadi manusia terhebat pilihan Allah. beliau mampu menjalankan berbagai macam peran dengan sangat baik. beliau mampu menjadi pedagang yang ulung, beliau mampu menjadi seoarang panglima perang, beliau mampu menjadi pemimpin negara, beliau mampu menjadi suami yang baik yang mengayomi seluruh keluarganya, dan masih banyak lagi kelebihan-kelebihan yang beliau miliki.

mungkin anda akan berpikir "ah... dia itu kan seoarang nabi, ya wajar lah dia bisa begitu, sementara kita kan cuma orang biasa. kalau sudah lemah ya lemah aja. emang udah nasib". na'udzubillahimin dzalik. jangan sampai kalimat seperti itu keluar dalam pikiran kita. percayalah, semuanya bisa dibuat menjadi lebih baik. janganlah kita membatasi diri kita sendiri dengan pikiran-pikiran seperti itu. pikiran-pikiran seperti itu cuma akan menambah kejatuhan kita. memperkeruh hati kita yang sudah menghitam. biar bagaimanapun, nabi muhammad SAW adalah orang yang sangat-sangat layak untuk kita teladani. teladanilah cara beliau menghalau keterbatasannya. lihatlah bagaimana beliau melejitkan semua potensi yang dimilikinya tanpa pernah menghiraukan semua keterbatasan yang dimilikinya.

intinya, cara menyikapi keterbatasana yang kita miliki adalah:
  1. hargai keterbatasan tersebut, sadarilah bahwa semua manusia punya kekurangan. dan tugas kita adalah bagaimana meminimalkan kekurangan tersebut. yakinlah bahwa anda akan mampu menghapus semua kekurangan dan keterbatasan yang anda miliki. tanamkan sedalam-dalamnya pada diri anda bahwa saya memang punya keterbatasan dan saya akan berusaha menghalau keterbatasan tersebut
  2. manfaatkanlah akal yang diberi Allah untuk mencari cara mengeliminir semua kerterbatsan tersebut. berdayakanlah kreativitas yang anda miliki untuk mencari celah jalan keluar dari keterbatasan. buatlah perencanaan yang matang untuk terus memperbaiki diri anda dan meminimalisir kekurangan anda.
  3. lakukan proses perbaikan diri anda dengan penuh semangat. implementasikan semua hal yang telah anda rencanakan untuk mendatangkan kebaikan dan membuang keburukan dari diri anda.
  4. berdo'alah. karena do'a merupakan energi yang sangat kuat untuk meningkatkan kembali semangat kita dalam memperbaiki diri. berdo'alah dengan penuh pengharapan dan yakinlah cepat atau lambat Allah pasti mengabulkan do'a kita.
mungkin cukup itu saja sedikit nasehat dari orang yang sebenarnya juga belum terlalu mampu menjalankan hidupnya dalam berjuta keterbatasan. saya juga sedang berusaha untuk terus memperbaiki diri saya. mengurangi sedikit demi sedikit semua keterbatasan yang saya miliki.

No comments: